Waspada! Kenali Jenis dan Bentuk Pelecehan Seksual Di Internet
Penggunaan internet di zaman sekarang ini terdapat sisi negatif yang wajib kita hindari atau kalaupun kita kena, maka wajib kita melaporkan ke pihak berwajib. Salah satu kasus yang saat ini masih banyak ditemukan adalah pelecehan seksual.
Kasus pelecehan seksual tak hanya berlangsung dalam kehidupan nyata. Semakin berkembang teknologi, maka pelecahan seksual juga dapat ditemukan di dunia maya melalui berbagai platform. Beberapa sosial media menjadi ajang pelecehan seksual bagi oknum tak bertanggung jawab.
Berdasarkan hasil survey Ditch the Label, Instagram dengan persentase sebesar 42% merupakan platform media sosial yang penggunanya paling sering mengalami cyberbullying. Facebook dengan 37%, Snapchat dengan 31%, WhatsApp dengan 12%, Youtube dengan 10%, dan Twitter dengan 9%.
Sementara menurut riset Norton, 76% dari 1.000 responden wanita yang berusia dibawah 30 tahun pernah mengalami pelecehan seksual secara online. Beberapa bentuk pelecehan seksual di dunia maya, seperti untuk chat yang menggoda dan mengganggu.
Jenis Pelecehan di Internet
Berkaitan dengan hal ini, kami akan menjelaskan kepada Anda beberapa jenis dan bentuk pelecehan seksual di dunia maya yang perlu diwaspadai. Berikut kami sampaikan yang dikutip dari berbagai sumber.
- Spamming Komentar Tidak Pantas
Jenis pelecehan seksual satu ini tergolong cukup sering dilakukan. Misalnya ketika Anda menerima komentar “cantik banget” atau “wah tubuhmu bagus banget” di postingan media sosial. Meski terkesan sederhana, tanggapan seperti ini sudah termasuk ke dalam spamming komentar tidak pantas, loh!
Anda juga harus berhati-hati jika lawan bicara menyisipkan sedikit fantasi seksual di obrolannya. Meski dia beralasan untuk “lebih terbuka”, tujuannya bisa saja mengarah pada hal lain. Selain itu, hal ini juga bisa membuat Anda merasa tidak nyaman.
- Pelecehan Visual
Pelecehan jenis ini berkaitan dengan penyebaran foto, suara atau bahkan video yang berisi konten seksual tanpa persetujuan si penerima atau bahkan orang dalam konten tersebut.
Tak hanya itu, pelecehan visual juga dapat ditemukan dalam berbagai lelucon seperti meme yang berbau seksual. Para korban yang menerima perlakuan seperti ini akan merasa sangat tidak nyaman hingga trauma berkepanjangan. Karena itu, sebaiknya putuskan komunikasimu dengan pelaku jika mengalami pelecehan seperti ini.
- Pelecehan Verbal
Pelecehan verbal adalah ucapan yang sengaja dilontarkan untuk melecehkan perempuan. Sayangnya, pelecehan jenis ini sering dianggap wajar atau bahkan guyonan semata.
Dalam platform digital, pelecehan verbal dapat ditemukan dalam chat maupun komentar yang bersifat menggoda dan cabul seperti “kamu seksi sekali”, “semalam ngapain aja sama suami?” dan lain sebagainya. Komentar-komentar seperti ini tentu akan membuat para wanita merasa dilecehkan.
- Doxing
Apa kamu pernah mendengar istilah doxing? Meski cukup asing, doxing merupakan salah satu bentuk pelecehan berbasis digital yang patut diwaspadai karena berbahaya dan sering terjadi.
Sebagai informasi, doxing adalah tindakan menyebarkan informasi pribadi seseorang tanpa izin yang bersangkutan. Sederhananya, data pribadi Anda akan disebarkan oleh pelaku demi kepentingan pribadi mereka. Jika sudah demikian, Anda akan sangat rugi dan berpotensi disalahkan atas kejahatan yang tidak Anda lakukan.
- Scammer
Scammer terjadi ketika seseorang atau sekelompok orang melakukan penipuan dengan tujuan tertentu. Hal ini cukup sering terjadi di sejumlah aplikasi dating, di mana pelaku menggunakan foto orang lain untuk menarik perhatian lawan jenis.
Jika Anda pernah atau sedang menggunakan aplikasi dating, sebaiknya jangan langsung percaya begitu saja. Kenali mereka secara perlahan untuk mengetahui bagaimana latar belakang hingga kejelasan hubungan kalian ke depannya.
- Penggunaan Akun Dan Identitas Palsu
Poin ini sedikit mirip dengan sebelumnya, karena sama-sama bertujuan untuk menipu seseorang. Predator seksual biasanya akan menggunakan akun dan identitas palsu untuk menyembunyikan identitas asli demi memikat hati calon korbannya.
Data palsu yang mereka gunakan bisa melingkupi banyak hal, mulai dari foto, nama, latar belakang pendidikan, pekerjaan hingga gaya bicara. Dengan membuat dirinya “terlihat unggul”, pelaku akan menggaet korbannya dengan mudah.
Karena itu, Anda harus selalu berhati-hati saat berkenalan dengan orang asing di media sosial.
- Ancaman Online Yang Berbau Seksual
Bentuk pelecehan berbasis digital lainnya berupa eksploitasi seksual dan pengancaman secara online. Ini adalah sebuah kondisi di mana korban dipaksa untuk berpartisipasi dalam aktivitas seksual online atau diperas menggunakan konten seksual.
Contoh pertama, korban dipaksa untuk membagikan gambar vulgar diri mereka dengan ancaman tertentu yang tidak dapat ditolak. Selain itu, pelaku juga bisa menggunakan gambar seksual korban untuk melakukan pemerasan.
- Penindasan Seksual
Pelecehan bentuk ini terjadi ketika seseorang menyebarkan gosip atau desas-desus tentang perilaku seksual korban yang diposting secara online. Mereka kemudian menulis komentar menggunakan bahasa berbau seksual yang bersifat menyinggung atau bahkan diskriminatif.
Ranah Digital Butuh Netiket
Sementara itu, Dosen Administrasi Publik di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dwiyanto Indiahono mengatakan, berinteraksi di ranah digital membutuhkan netiket atau tata kerama di internet.
“Karena kita bertemu dengan orang dari berbagai latar belakang budaya, kita harus menentukan standar baru yang kita sepakati,” kata Dwiyanto dalam webinar bertajuk ‘Pelecehan Seksual di Ruang Digital: Kenali, Cegah, dan Laporkan’ yang digelar Kemkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi di Pontianak, belum lama ini.
Ia menambahkan, netiket berfungsi juga untuk memberikan batasan, sehingga kita bisa menghindari pelecehan seksual di ruang digital. Tipsnya antara lain jangan masuk komunitas negatif, jaga penampilan, hindari obrolan berbau porno, gunakan menu lapor di media sosial, dan beri tindakan tegas disertai bukti tangkapan layar atau capture.
Terkait keamanan digital, Dosen Psikologi di Universitas Andalas, Rozi Sastra Purna menuturkan tingginya akses digital mempermudah kegiatan masyarakat sehari-hari, misalnya yang berkaitan dengan ekonomi dan transaksi.
Namun, di sisi lain ada hal-hal yang berpotensi buruk, misalnya penipuan dan pencurian akun. Oleh karena itu diperlukan pemahaman tentang keamanan digital, sehingga berkembangnya teknologi bukan malah menyusahkan, tapi memudahkan.
Ia mengaku, agar terhindar dari kekerasan seksual atau pelecehan seksual di ranah digital, maka kita harus membatasi interaksi daring, pikirkan sebelum posting, lindungi rahasia diri, jangan mudah tertipu orang yang baru dikenal, dan ciptakan pergaulan positif.
____________________
Nah, apabila Anda ingin mendapatkan jaringan internet yang cepat dan stabil, maka kami referensikan Anda menggunakan Global Data. Global Data salah satu ISP di Cikarang dengan layanan high speed internet.
Layanan ini mampu mengirim dan atau menerima berkas dalam ukuran file besar, sehingga tidak terjadi keterlambatan pengiriman atau penerimaan file. Selain itu, ISP di Cikarang ini juga memberikan jaminan service level aggrement 99% sehingga menjadi internet service provider dengan layanan terbaik.
Untuk area jangkauan juga sangat luas. ISP di Cikarang ini mampu menjangkau area dengan tingkat aktivitas ekonomi yang tinggi di daerah Bekasi, Cikarang, Karawang, dan Jabodetabek.
ISP di Cikarang itu merupakan internet dedicated tercepat dengan bandwidth tanpa terbagi oleh pengguna lain sehingga download serta upload tanpa hambatan. ISP di Cikarang ini juga ada fitur optimasi bandwidth, Anda dapat mengatur bandwidth internet kantor Anda berdasarkan prioritas pengguna.
Share on Facebook Share on Twitter Share on Pinterest
0 Comments on "Waspada! Kenali Jenis dan Bentuk Pelecehan Seksual Di Internet"